Senin, 30 Juni 2008

The Beatles Band Yang Semula Aku Anggap Kampungan

The Beatles Band Yang Semula Aku Anggap Kampungan
Saat duduk di bangku kelas V SD tepatnya tahun 1983, rumahku hampir setiap malam selalu kedatangan teman sekaligus pacar kakakku. Namanya Mas Adam Seno, cowok asal Magelang ini yang me"racuni" aku dengan lagu-lagu grup musik Genesis termasuk lagu-lagu solonya Phil Collins. Namun saat Mas Adam membawa kaset Pink Floyd berjudul Animal (1977) aku juga tertarik, sedangkan saat membawa kaset Bryan Adams, aku belum begitu tertarik. Tetapi dari kaset itulah, aku mendengar dan tahu musiknya Bryan Adam yang belakangan lagu Heaven (belakangan lagu ini dirombak dalam format musik dugem oleh Dj Sammy tahun 2002) digilai remaja seusia keponakanku, padahal tuh lagu jadul banget, saat mereka masih bayi atau belum lahir sama sekali (tahun 1984). Mas Adam rajin meminjamkan kaset-kaset Genesis mulai dari Three Sides Live (1982), Duke (1980), sampai yang musiknya berat banget tetapi kover kasetnya menarik yaitu Foxtrot (1972). Untuk Phil Collins Mas Adam hanya meminjamkan kaset berjudul Face Value (1981) yang didalamnya disisipkan beberapa lagu milik Steve Hacket dari album Cured (1980). Sensasi yang aku terima dari nguping lagu-lagu Genesis adalah memberi kesimpulan bahwa band ini kaya akan pukulan-pukulan fil in drum terutama dari Phil Collins, termasuk lagu-lagu solo nya Phil Collins. Bahkan aku melihat foto konser Genesis di sebuah Majalah Hai, panggung konser Genesis melibatkan dua drummer sekaligus dengan deretan tom yang mengelilinginya. Namun ketika aku mendengarkan dan membaca serta melihat The Beatles, terasa sekali berbeda dengan Genesis. Penampilan The Beatles mulai dari musik hingga di panggung terasa sederhana. Bahkan setting drumnya Ringo Star minim banget, hanya menggunakan satu tom. Udah gitu musik mereka kuno banget, mirip musiknya Koes Plus atau Koes Bersaudara. Selera musikku waktu itu memang aneh, dibilang kuno ya tidak, dibilang baru ya nggak suka. Jadi selera musikku setengah baru setengah kuno ya di Genesis tadi. Kalau selera musikku baru, mungkin aku sudah terbawa arus menggilai band-band baru saat itu macam Duran Duran, Alphaville, A-ha, Tears For Fears, dan sejenisnya layaknya remaja saat ini yang menyukai musik-musik fresh keluaran MTV atau VH1. Kembali ke The Beatles, karena melihat penampilannya yang sederhana dan kuno, aku lalu membaptis mereka sebagai band kampungan. Namun seandainya temanku Adian Pakpahan yang satu kelas di SMP tidak meminjamkan aku kaset The Beatles Please-Please Me/ With The Beatles (1963) produksi Aquarius, tentu sampai saat ini aku tak akan menyukai The Beatles. Mula-mula aku enggan mendengarkan kaset milik Adian itu. Tetapi belakangan aku tertarik dengan memutar dan menyimak lagu demi lagu dari dua album yang dijadikan satu kaset. Hasilnya aku perlahan tapi pasti mulai menyukai The Beatles. Bahkan saat itu di Radio RCT dengan frequensi AM 900 Khz punya acara khusus The Beatles yaitu The Beatles Story yang tayang saban sore. Selain itu Radio RCT juga punya acara khusus The Rolling Stones namanya Rolling Stones In Program setiap malam minggu. Nah, tahun 1985, 1986, 1987 merupakan tahun perkenalanku dengan band-band classick rock selain Genesis. Aku mulai penasaran dengan musiknya Yes, ELP, Alan Parson Project, Queen, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, Toto, Scorpions, dll. Soal The Beatles, kini aku sudah mengoleksi kaset-kaset (album) 1 set The Beatles. Dan kini aku masih mencari-cari CD album 1 set The Beatles mulai dari Please-Please Me(1963) hingga Anthology (1995). Koleksiku untuk CD album baru Red dan Black Album (1993).

Keep On Classick Rock...
Nugroho Wahyu Utomo

Tidak ada komentar: