Jumat, 21 November 2008

King Crimson Gila-Gila an Dalam Eksperimen...






Aku mengenal King Crimson sejak tahun 1987. Ceritanya aku tengah keluyuran ke studio Radio Jatayu yang saat itu baru saja pindah alamat dari Jalan Rejomulyo ke Jalan Veteran Kav 1 Semarang, sekaligus pindah gelombang AM ke FM. Pas aku tengah masuk ke ruang diskotik, aku melihat kaset manca prod Yess teryata album milik King Crimson yang berjudul Starless And Bible Black. Waktu itu belum pernah denger lagunya. Namun pada saat duduk di bangku SMA, aku beli kaset slow rock yang di dalamnya ada satu lagu milik King Crimson judulnya "Epitaph". Mendengar musiknya ternyata dipenuhi oleh suara melotron sehingga terkesan klasik apalagi melodinya juga manis. Aku baru tahu kalau King Crimson menjadi cikal bakal lahirnya Emerson Lake Palmer (ELP). Maksudnya salah satu personelnya, Greg Lake yang memainkan bass/ vokal kemudian hijrah ke ELP berkolaborasi dengan Keith Emerson dari The Nice dan Carl Palmer dari Atomic Rooster. Lama aku nggak begitu memperhatikan mereka hingga akhirnya pada tahun 1996, saat kuliah tingkat akhir, di sebuah pasar kaset tua aku mendapatkan kaset The Best Of King Crimson prod Yess. Lagu-lagu yang terkumpul di dalamnya adalah kumpulan dari album In The Court Of Crimson King (1969) hingga Starless And Bible Black (1974). Mendengar lagu "In The Wake Of Poseidon" yang dirilis tahun 1970, terasa kental sekali warna dari album pertama tepatnya pada lagu "In The Court Of Crimson King", yaitu dipenuhi dengan sound melotron. Apalagi melodinya tak kalah manis. Saat denger lagu "Starless And Bible Black" yang condong ke bluess dan jazz funk up tempo di bagian jedanya, bikin aku ketagihan untuk terus dan terus mendengarnya. Hal yang sama terjadi pada lagu "Fallen Angle" dari album Red (1974). Beda ketika mendengar lagu " I Talk To The Wind" yang menghadirkan sound flute nan menyayat mengingatkan pada lagu-lagu milik Jethro Tull, atau Genesis era Peter Gabriel. Lagu tersebut dibawakan oleh sang vokals, Ian Mc Donald.
Perkenalanku dengan King Crimson berlanjut, ketika bekerja sebagai penyiar radio Lusiana Namberwan Semarang, aku menyimak rekaman kaset debut album mereka, In The Court Of Crimson King (1969) secara keseluruhan. Baru sekali mendengar albumnya, khususnya lagu "21'th Century Scizhoid Man" yang dimulai dengan suara efek mirip gelombang radio, lalu musiknya menghentak keras dalam bentuk scale gitar, dan bass yang mengingatkan lagu "In To The Fire" nya Deep Purple. Tetapi di bagian jeda terdapat sound alto sax dengan iringan jazz funk up tempo sampai unision yang sempat mempengaruhi lagu "Picture An At Exhibition" nya ELP. Belakangan aku mulai mengoleksi album-album mereka walau belum komplit. Kesimpulanku, King Crimson ternyata gila-gila an dalam mengeskplorasi dan bereksperimen dalam musiknya, jauh mengungguli Pink Floyd. Hingga kini aku masih menguber-uber kaset / CD album mereka.
Keep On Classick Rock...
Nugroho Wahyu Utomo

Tidak ada komentar: