
Akhirnya aku jatuh hati dengan kaset album Jurang Pemisah walau saat itu masih duduk di bangku kelas III SD. Tahun 1984 aku masih sempat menyaksikan kaset album tersebut di rumah. Tetapi setelah itu kaset tersebut hilang entah kemana. Padahal saat itu aku sudah menjadi pengagum berat Chrisye. Kalau lihat Chrisye tampil di TV (TVRI waktu itu), wah seneng banget. Dia nyanyi sambil main gitar bass, di belakangnya nampak Yockie S, di barisan gitaris ada Ian Antono, dan drummernya Fariz RM (waktu itu tampil di acara Aneka Ria Safari, November 1983 membawakan lagu Romeo & Julia 83). Setelah tahun 1984, aku mencari-cari kaset Jurang Pemisah, tetapi nggak ketemu. Pencarianku semakin menggebu-gebu ketika James F Sundah merilis album kompilasi berisi karya-karyanya di tahun 1990 dan di album itu ada lagu "Jeritan Seberang" yang dibawakan oleh Amirroez (vokals El Pamas dan Dimensi). Lagu "Jeritan Seberang" adalah lagu pembuka dari album Jurang Pemisah yang kalau aku denger arransement musiknya nyaris mirip lagu "Seven Stones" nya Genesis (album Nursery Cryme-1971). Sayang, pencarianku tentang album Jurang Pemisah belum membuahkan hasil. Lima tahun kemudian tepatnya tahun 1995, aku merasa senang dengan hadirnya lagi album Jurang Pemisah yang diremaster oleh Aquarius. Tahun 2003 saat bertandang ke penjual kaset/ CD bekas di Pasar Johar, aku ditawari CD album Jurang Pemisah, tetapi aku tolak, lantaran aku belum punya playernya dan sudah punya kasetnya. Belakangan aku menyesal akan penolakan tersebut.
Menurutku album Jurang Pemisah merupakan produk rekaman art rock Chrisye bersama Yockie S yang cukup mumpuni musiknya dan kalau bisa tidak perlu di obrak-abrik ke corak musik lain seperti yang terjadi pada album Badai Pasti Berlalu. Coba lihat di toko-toko kaset/ CD, setelah album Badai Pasti Berlalu di racik ulang oleh Erwin Gutawa, akhirnya album Badai Pasti Berlalu versi asli yang digarap Eros Jarot, Chrisye, dan Yockie S di tahun 1977 sudah tidak nampak batang kasetnya lagi. Mungkin hanya bisa diperoleh di penjual kaset bekas. Ini sangat disayangkan. Apalagi Erwin Gutawa menggarap musiknya dengan formula yang ibaratnya mengunyah permen manis tetapi habis itu lewat sudah. Nggak bisa buat pendengarnya seperti aku ini menjadi ketagihan. Esensi musik prog rock/ art rock dari garapan musisi Pegangsaan menjadi hilang. Sehingga hanya ada pada vokalnya Chrisye. Itulah sebabnya mengapa aku menilai kalau album Badai Pasti Berlalu versi asli jauh lebih nagih ketimbang versi sesudahnya, dan berharap album Jurang Pemisah jangan diubah-ubah arransementnya seperti yang terjadi pada album Badai Pasti Berlalu. Mari kita selamatkan album Jurang Pemisah sebagai jejak emas peninggalan Chrisye dan torehan musik yang berkualitas ala Yockie S.
Keep On Classick Rock...
Nugroho Wahyu Utomo


Tidak ada komentar:
Posting Komentar