Senin, 13 Oktober 2008

SALAH MEMILIH PERSONEL?


Dalam sejarah karier sebuah grup band, kesalahan dalam memilih personel adalah hal wajar tetapi merupakan kisah menarik tersendiri. The Beatles misalnya, pernah memiliki drummer yang dianggap kurang mumpuni oleh George Martin, produser rekaman dari Parlophone (anak cabang perusahaan EMI di Inggris) ketika akan menerima band asal Liverpool ini rekaman. Tentu saja The Beatles harus memecat drummer bernama Pete Best itu dan menggantinya dengan Ringo Star dari grup Rory Storm & Huricane pada tahun 1963. Sejak saat itulah The Beatles seperti band yang habis "diruwat" (dalam Bahasa Jawa dan kepercayaan Jawa untuk membuang sial). Lucunya ketika The Beatles harus merelakan Ringo absent lantaran sakit amandel saat harus tour paruh tahun 1964, melibatkan sementara nama Jimmy Nicol. Kenyataannya Jimmy tetap disambut baik personel The Beatles dan kemampuannya menabuh drum menyamai Ringo. Setelah Ringo sembuh, posisi Jimmy digeser lagi oleh "yang bahurekso drummer The Beatles" yaitu Ringo itu tadi.
Lain halnya dengan The Police. Band pengusung ska dari Inggris ini mengaku mengalami masa-masa berat ketika masih melibatkan nama Henry Pandovani pada gitar. The Police memang didirikan oleh Sting (vokals/bass), Stewart Copeland (drum), dan Henry Pandovani (gitar) pada tahun 1976. Semula oleh Henry, arah musik The Police ingin dikemudikan ke arah musik punk daripada ska. Sedangkan Sting dan Stewart menginginkan musik punk yang tidak terlalu berat. Perbedaan selera musik inilah yang kemudian memicu konflik di dalam grup. Apalagi kemampuan Henry dalam memetik gitar, dipertanyakan oleh kedua rekannya. Merasa kurang sreg dengan gitarisnya, diam-diam Sting dan Stewart mencari gitaris pengganti lalu diperoleh nama Andy Summer, gitaris yang pernah mendukung rekaman grup Eric Burdon & The Animals. Usia Andy yang terpaut 10 tahun lebih tua daripada usia Sting dan Stewart, menjadikan dirinya lebih terhormat di The Police. Semenjak hadirnya Andy di The Police, Henry merasa kurang nyaman dan ujung-ujungnya gitaris kelahiran Korsika ini mengundurkan diri dari The Police. Pengunduran Henry dari The Police jelas membuat Sting dan Stewart senang dan sejak saat itulah The Police memulai sukses kariernya hingga bubar tahun 1984.
Sementara itu di grup musik Whitesnake, band hard rock dari Britania, sang vokals sekaligus komandan grup yang otoriter, David Coverdale pernah merasa salah memilih Ian Paice sebagai drummer grup di formasi pertama band itu tahun 1978. Setelah Deep Purple limbung tahun 1976, Coverdale berniat mendirikan band hard rock di luar Deep Purple yang telah membesarkan namanya. Vokals berambut kruel-kruel ini lalu menyertakan nama Jon Lord dan Ian Paice untuk mendukung proyek musiknya dengan nama Whitesnake. Namun kondisi itu menjadi runyam ketika Coverdale menilai ketukan drum Ian kurang memenuhi hasrat musikalnya. Sudah bisa ditebak, Ian lantas dipecat oleh Coverdale. Merasa rekannya diperlakukan tidak hormat oleh Coverdale, Jon pun latah memilih hengkang dari Whitesnake.
Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 1990, saat Deep Purple hendak memulai rekaman album Slaves Master, kebetulan Ian Gillan yang menjadi icon vokals Deep Purple tengah absent. Nama Joe Lyn Tunner dari grup Rainbow dan Yngwie Malmsteen dipilih menggantikan Ian Gillan yang tidak ikut reuni Deep Purple saat itu. Joe yang menjadi fans berat Purple merasa senang mendapat tawaran menjadi vokals band terbising di dunia itu. Namun setelah album itu dirilis dan dianggap kurang greget di pasaran, Joe dituduh menjadi biang keladi kegagalan itu. Karakter vokal Joe tidak mampu menghidupkan nyawa Purple. Artinya ia masih kalah kemampuan dengan vokals Purple sebelumnya macam Rod Evans, Ian Gillan, dan David Coverdale. Apa boleh buat, Joe lantas disingkirkan dari Deep Purple, dan Gillan balik lagi mendukung rekaman Purple pada album The Battle Rages On (1993). Padahal baliknya Gillan di Purple justru memicu konflik dengan Blackmore (gitaris) yang telah terjadi bertahun-tahun.
Genesis, biang art rock dari Inggris pernah pula keliru dalam memilih vokals. Setelah Phil Collins hengkang dari Genesis tahun 1996, Mike Rutherfod (bass/gitar), dan Tony Banks (kibor) harus susah payah mencari vokals baru pengganti Phil Collins. Mendapatkan vokals baru memang mudah terbukti dengan banyaknya lamaran yang masuk ke mereka. Namun memilih vokals yang lebih dari Peter Gabriel atau Phil Collins adalah tugas sangat berat. Sebelumnya Genesis pernah mengalami masa limbung ketika ditinggalkan Gabriel tahun 1975 usai menggelar show di Paris bulan Mei. Pasalnya dari ratusan pelamar yang masuk, tidak ada satupun yang karakternya menyamai atau mengungguli Gabriel. Akhirnya Phil Collins dilirik oleh Mike, Tony, dan Steve Hackett sebagai pengganti Gabriel. Ternyata pilihan Genesis terhadap Phil Collins tidak meleset. Terbukti Genesis mampu bertahan sukses hingga tahun 1992. Nah, kecelakaan itu terjadi ketika nama Ray Wilson menjadi pengganti Phil tahun 1996. Karakter vokal Ray memang berbeda dengan vokal Gabriel dan Phil. Mantan vokals grup Stiltsin ini lebih mengarah pada gaya vokal Tony Banks. Sehingga gaya perfomance Genesis saat menggarap album Calling All Station (1997) lebih beraroma Banks daripada Genesis. Bahkan mengingatkan pada gaya musik Bankstatement yang pernah didirikan Tony Banks tahun 1988. Saat itulah Genesis menyadari kesalahan memilih Ray Wilson sebagai vokals. Terbukti album Calling All Station jeblok di pasaran. Belum Ray kerap melakukan kesalahan dalam menyanyikan nomor-nomor lawas Genesis, padahal Ray mengaku penggemar berat band yang berdiri tahun 1967 itu. Kesalahan Ray dalam membawakan lagu-lagu Genesis bisa disimak dalam salah satu rekaman show mereka di Dublin tanggal 3 Agustus 1998. Apalagi gaya Ray di tayangan video itu terkesan kaku. Berbeda dengan Gabriel yang kerap tampil teatrikal atau Phil yang kerap melucu. Kasus ini berakhir dengan disingkirkannya Ray dari Genesis.
Grup musik Yes justru merasa bersalah dua kali dalam memilih personelnya. Pertama ketika Rick Wakeman, sang pemain kibor mengundurkan diri tahun 1973 usai merekam album Tale From Topographic Ocean. Posisinya lalu diisi Patrick Moraz. Rupanya kemampuan Moraz masih di bawah Wakeman. Merasa tidak nyaman di Yes, Moraz pun mundur. Wakeman balik lagi mendukung Yes dalam album Going For One (1977) dan Tormato (1978). Namun tak lama Wakeman mundur lagi dari Yes diikuti Jon Anderson (vokal). Nyawa grup Yes terancam. Sebagai langkah penyelamatan dipilihlah dua personel grup Buggles yang saat itu (tahun 1980) meluncurkan hits "Video Kill A Radio Star". Mereka adalah Trevor Horn (vokal) dan Geoff Downes (kibor) untuk mendukung proyek rekaman album Yes berjudul Drama tahun 1980. Hasilnya, mereka dianggap tidak mampu menghidupkan nyawa Yes, bahkan dianggap merusak performa Yes. Formasi ini pun bubar hingga Yes reuni lagi tahun 1983 dengan kembalinya Jon Anderson (vokal), Tony Kaye (kibor), dan gitaris baru asal Afsel, Trevor Rabin.
Keep On Classick Rock...
Nugroho Wahyu Utomo


Tidak ada komentar: