




Banyak yang menyebut album milik grup Yes berjudul Drama dan dirilis tahun 1980 sebagai album yang musiknya kehilangan unsur Yes nya. Sedemikian mudahnya orang khususnya pecinta musik prog rock/art rock bahwa album tersebut sudah kehilangan warna Yes nya. Dimanakah letaknya? Padahal bila menyimak lagu-lagu pada album ini masih terasa kental ciri khas Yes nya misalnya pada lagu "In To The Lens" yang banyak menyajikan unsur unision gitar/bass/kibor/drum sebagaimana ciri khas dari Yes sejak album Yes Album (1970) ...ingat dengan lagu "Your Is No Discarge". Bahkan warna vokal Trevor Horn yang menggantikan posisi Jon Anderson serta permainan kibor Geoff Downes yang menggantikan peran Rick Wakeman, masih tetap menjaga warna progresifitas musik Yes. Harmonisasi vokal Chris Square (bass/vokal) dengan vokal Trevor Horn tetap menciptakan kenangan masa lalu duet vokal Chris dengan Jon Anderson. Lantas dimanakah letak minggat nya corak Yes itu? Usut punya usut, hanya masalah pergantian vokals dan pemain kibor. Penggemar prog/art rock khususnya Yes tetap menuduh Trevor Horn dan Geoff Downes sebagai biang kerok hilangnya warna Yes. Kasus yang sama menimpa ketika posisi vokals Genesis dihibahkan dari Peter Gabriel ke Phil Collins mulai album A Trick Of The Tail (1976) atau vokals Marillion dari Fish ke Steve Hoggart sejak album Session End (1989). Sebegitu fanatiknya para pecinta musik prog/art rock kepada icon dari grup musik yang dikaguminya. Namun bila sejarah sebuah grup musik harus berjalan semacam itu, apa boleh buat. Ibaratnya inilah jalan terbaik untuk menyelesaikan konflik yang kemungkinan terjadi pada sebuah grup band. Grup band macam Yes, Genesis, Marillion masih beruntung memiliki orang-orang yang masih mau menggerakkan band ini terus berjalan paska ditinggalkan sang bintangnya. Di dalam Yes ada Chris Square yang konsisten mengibarkan band yang didirikan di Inggris sejak tahun 1968 bersama Jon Anderson, atau di Genesis ada Tony Banks yang senasib sependeritaan ketika Genesis dilanda pasang-surut karena bongkar pasang personelnya. Mereka beruntung tidak seperti The Beatles atau Led Zeppelin yang memilih tutup buku ketika personelnya ada yang tanggal. Paul Mc Cartney memilih cabut hingga The Beatles berantakan tahun 1970, dan John Bonham tiba-tiba tewas yang memaksa Led Zeppelin mendarat dari panggung musik rock dunia tahun 1980.
Seharusnya para pecinta musik prog / art rock macam penggemar Yes, Genesis, atau Marillion belajar kepada para penggemar musik hard rock khususnya penggemar grup Deep Purple. Lihatlah bagaimana ketika posisi Ian Gillan yang lebih dikenal sebagai vokals Purple ketimbang pendahulunya Rod Evans, tiba-tiba terlibat konflik dengan Richie Blackmore (gitaris) dan memilih pergi dari Purple bersama pemain bass Roger Glover hingga akhirnya posisinya diisi vokals otoriter David Coverdale dan pemain bass Glen Hughes di tahun 1974. Toh, bukan karena album Burn dan komposisi Soldier Of Fortune yang meledak di tahun 1974, tetapi karena para personel baru Purple lebih cepat membuat para penggemarnya untuk tak berpaling pada mereka. Caranya? Dengan pola musik atau lagu yang tak kalah bagus dengan gaya musik atau lagu sebelumnya. Bahkan aksi panggung mereka mampu menyulut adrenalin penonton untuk menyanyi, berteriak, dan bergoyang.
Keep On Classick Rock...
Nugroho Wahyu Utomo