
Suatu malam di bulan Oktober 1983, aku membaca Majalah Hai yang didalamnya terdapat profil grup musik Journey, band rock asal Amrik. Pada Majalah Hai, Journey bertutur kisah mengenai tantangan yang harus dihadapi ketika sepanggung dengan grup musik legendaris The Rolling Stones di Amrik. Beruntung mereka tampil di negaranya sendiri, sehingga ketika tampil sebagai band pembuka band si dower Mick Jagger, Journey agak merasa canggung, namun penonton sangat antusias, hingga akhirnya penampilan mereka disambut hangat oleh penonton. Malahan ada Stones Mania (Penggemar The Rolling Stones) yang langsung jatuh hati kepada musik Journey. Dalam hati aku bertanya, siapakah The Rolling Stones itu? Saat itu pula aku juga membaca sebuah kartun di harian Suara Karya, ada dua orang tokoh kartun mencoba berlagak menjadi raja rock Mick Jagger. Siapa Mick Jagger itu? Ternyata ketika aku menyaksikan fotonya di Harian Kompas, si Mick Jagger tidak berdandan ala rocker yang kerap memamerkan tato di lengan, atau perhiasan ala metal di kostumnya. Penampilan Jagger ketika aku saksikan dengan kedua mataku adalah sosok rocker yang sederhana dengan t-shirt warna merah tua, dan celana jeans coklat muda ia bernyanyi penuh ekspresi. Hanya rambut mungkin yang mencerminkan dia sebagai sosok rocker ideal. Itu baru Jagger, belum The Rolling Stones. Aku masih mencari tahu apa itu grup The Rolling Stones. Tahun 1984, aku mendengarkan kaset Big Ten 2 produksi Billboard milik kakakku yang di dalamnya tertera nama The Rolling Stones disamping band-band besar lainnya macam Queen, Van Hallen, The Police, Yes, Genesis, Slade. Aku tunggu sampai terdengar satu lagu The Rolling Stones berjudul "She Was Hot" yang belakangan aku tahu di ambil dari album Undercover (1983). Rif-rif gitar yang dimainkan Keith Richard langsung membawaku ke alam musik rock n roll. Oh ternyata ini musiknya The Rolling Stones, rock n roll, ada soul bluessnya, dan disisipi sound ala Amerika khususnya corak country dalam permainan gitar Keith Richard. Vokal Jagger terbilang urakan menurutku, maka pantaslah bila orang-orang menyebutnya sebagai Raja Rock. Lantas apa julukan yang pantas bagi Dave Lee Roth ketika menjadi frontman Van Hallen? Padahal gaharnya vokal Roth dengan Jagger masih lebih gahar vokal Roth. Kebetulan di kelasku SD Pangudiluhur Yogya, punya teman seorang Stones Mania namanya Agung. Dia nggak cuma pecinta Jagger cs, tetapi juga jago breakdance. Sayang, aku nggak sempat tanya lebih jauh soal The Rolling Stones padanya. Ketika SMP rasa ingin tahuku terhadap The Rolling Stones makin menggebu. Apalagi kakakku di Yogya membeli kaset The Very Best Of The Rolling Stones produksi Audio Master pada tahun 1985. Sayang, aku nggak sempat menyimak kaset itu ketika kakakku harus buru-buru ke Yogya untuk menyelesaikan kuliahnya. Ternyata di Radio RCT setiap malam minggu ada acara Rolling Stones In Program. Aku dengarkan acaranya walau ramuan musiknya belum nyantol di otakku. Rupanya The Rolling Stones itu band tua yang dibentuk tahun 1963 oleh Jagger dan Richard dan mereka mulai meluncurkan single pertamanya berjudul "Come On" pada tahun 1963. Berarti The Rolling Stones satu angkatan dengan The Beatles dan sudah pasti saingan tetapi bersahabat karena berasal dari Inggris. Anehnya musik The Rolling Stones cenderung beraroma american rock bukan british rock. Berbeda dengan The Beatles, Queen, Led Zeppelin yang masih menunjukkan jati dirinya sebagai band Inggris dengan mengusung sound Inggris yang beraroma klasik dan nyeni. Itulah sebabnya meskipun di rumah akhirnya mengoleksi kaset-kaset The Rolling Stones, tetapi jarang aku dengarkan. Anyway, The Rolling Stones tetap aku anggap sebagai band legendaris yang masih aktif hingga kini.Berikut koleksi kaset-kaset The Rolling Stones punyaku yang masih loncat-loncat (nggak komplet) :The Rolling Stones-The Complate Story 2 (1964), 12 x 5 (1964), Aftermath (1965), Beetween The Butoms (1967), Flowers (1967), The Rolling Stones-The Complate Story 7, Beggars Banquet-CD Album (1968), Sticky Finger (1971), The Rolling Stones-The Complate Story 10, The Rolling Stones-The Complate Story 11, Black & Blue (1975), The Rolling Stones-The Complate Story 13, The Rolling Stones-The Complate Story 15, The Rolling Stones-The Complate Story 17, Undercover (1983), Dirty Work (1986), Steel Whels (1989), Flashpoint(1991), The Rolling Stones Hot Rock 2, The Rolling Stones Rock N Roll (1991), Jump's Back (1991), The Rolling Stones 1971-1983, Stripes (1995), Bridge Of Babylon (1997), The Rolling Stones ....(2005) plus CD MP3 The Rolling Stones. Setelah belajar The Rolling Stones, aku baru tahu kalau The Rolling Stones itu musiknya rock n roll bukan hard rock, aku baru tahu kalau lagu "Angie" yang pernah aku dengar saat masih usia kanak-kanak adalah lagunya The Rolling Stones. Aku juga mulai kenal lagu "I Can't Get No (Satisfaction)" yang mengundang histeria penonton, tetapi ternyata terdengar biasa-biasa saja. Tetapi aku justru tertarik dengan lagu "Paint In Black" yang dibuka dengan petikan sitar India Brian Jones, lagu "She's A Rainbow" yang dibuka dengan denting piano Ian Stewart sepanjang 5 bar dan langsung masuk ke reffrain serta dibumbui oleh suara gesekan cello dan biola dan string orkestra. Intinya lagu-lagu The Rolling Stones yang pas dengan telingaku hanya lagu-lagu zamannya psycadelick di tahun 1960-an. Keep On Classick Rock... Nugroho Wahyu Utomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar